Laman

Cari Blog Ini

Senin, 13 Agustus 2012

Allah Maha Menutupi

Dalam asma Allah, Al-Ghafar itu
artinya Maha Menutupi/Maha
Pengampun. Asal kata 'Al Ghaffar' itu
adalah sitr dan taghthiyah , artinya
"merahasiakan" atau "menutupi." Jadi,
maghfirah dari Allah itu maknanya adalah
dirahasiakan-Nya dosa-dosa dan
diampuni-Nya dengan karunia dan
rahmat-Nya bukan karena tobat seorang
hamba atau taatnya.
Apa yang ditutupi oleh Allah ada tiga
perkara yang senantiasa ditutupi oleh
Allah SWT. Pertama, Allah Maha menutupi
hal-hal kurang nyaman dipandang, namun
pada saat yang sama Allah
memperlihatkan keindahan. Sesungguhnya
banyak yang tampak di mata kita itu
adalah tutupnya. Yang aslinya kurang
bagus untuk dipandang. Misalnya pada
tubuh manusia, organ kulit untuk menutup
organ-organ yang di dalamnya yang
kurang nyaman apabila terlihat langsung.
Allah Maha Menutupi yang buruk
kemudian Allah berikan keindahan.
Kedua, Allah SWT menutupi apa yang
terlintas dalam pikiran kita. Sehingga
orang lain tidak mengetahui. Bertemu
orang di jalanan ada saja pikiran kita,
misalnya sering terlintas pikiran yang
buruk-buruk. Andai saja Allah tidak
menutupi pikiran kita mungkin akan
banyak perkelahian. Berapa banyak pikiran
yang kotor atau buruk yang tidak diketahui
orang lain padahal Allah Maha Tahu.
Dalam Alqurab surah Qaf: 50-16, "Dan
sesungguhnya Kami (Allah) telah
menciptakan manusia, dan mengetahui
apa yang dibisikkan oleh hatinya, dan
Kami (Allah) lebih dekat kepadanya
dari pada urat lehernya. Dan dia Allah
mengetahui apa yang ada di lubuk hati
kita."
Allah Maha Tahu apa yang telintas di
pikiran kita. Dan Maha Suci Allah SWT yang
telah menutupinya.
Ketiga, ada pengalaman dan hal-hal buruk
yang ditutupi Allah, dan kita tidak ingat.
Sehingga kita bisa menjalani hidup ini
dengan lebih baik. Ibu-ibu jika ingat terus
waktu melahirkan mungkin tidak ingin
melahirkan lagi. Bila hal-hal buruk terus
teringat tentu kita tidak bisa bekerja.
Keempat, Allah SWT senantiasa menutupi
keburukan, aib-aib masa lalu kita. Ini
adalah hal yang lebih dahsyat dari kasih
sayang Allah SWT. Di mana kekurangan,
dosa-dosa, kesalahan, dan aib-aib kita
ditutupi Allah yang Maha Ghofar. Sehingga
kita tidak tahu sama lain. Kalau saja tidak
ditutupi oleh Allah, sehingga terbeberkan,
mungkin tidak ada satu pun yang mau
mendekati kita.
Allah SWT memperlihatkan ilmu kita yang
sedikit sepertinya manfaatnya besar.
Banyak yang sebetulnya sedikit dalam
pandangan Allah SWT, tapi Allah SWT
memperlihatkan kepada orang lain
menjadi lebih besar, jadilah orang lain
mau menghargai. Misalnya, mengapa
masih ada pemilihan kepala daerah,
karena aibnya masih ditutupi, kalau tidak,
mungkin tidak ada yang terpilih menjadi
pemimpin.
Dengan adanya kesadaran Allah menutupi
keburukan, maka kita tidak boleh menjadi
ujub. Dalam hal penampilan, misalnya,
dengan keindahannya tidak boleh
berbangga diri, apalagi menjadi dosa.
Sangat mudah bagi Allah mengambil
keindahan itu dengan seketika.
Begitu pula apabila terdapat lintasan-
lintasan buruk di pikiran kita. Bila Allah
SWT akan memperlihatkan, maka bisa saja
keluar dari celutukannya karena tidak
disengaja. Makanya segera istighfar ketika
terlintas pikiran itu.
Bila kita sudah mengetahui ilmunya, ketika
dihormati, jangan larut apabila kita
dihormati, ini hanya topeng saja. Kalau
dipuji itu mestinya ciut hati ini, sebab
Allah Maha Tahu yang sebetulnya.
Memang kita lebih suka pujian yang
disangkakan orang, daripada yang
diketahui Allah. Padahal dalam pikiran kita
harusnya bukan yang disangkakan orang
itu, melainkan apa yang diketahui Allah.
Kalau Allah membeberkan aib-aib kita,
tidak ada apa-apanya kita. Satu saja aib
yang dibeberkan Allah, akan terhina dan
dibenci orang-orang.
Maka dari itu, dengan mengetahui asma
ini, jangan sampai mabuk dalam pujian,
mestinya lebih malu merunduk, itu lebih
menyelamatkan.
Semoga Allah Yang Maha Menutupi
keburukan, menggolongkan kita bisa
mengetahui keburukan-keburukan kita,
memberikan kemampuan untuk
memperbaikinya, dan Allah SWT yang
memberikan keindahan bisa memperindah
lahir batin kita. Sehingga kita bisa terbebas
dari sifat munafik yang sibuk senantiasa
ingin kelihatan bagus di hadapan orang
lain, tapi tidak peduli dalam pandangan
Allah SWT.
*Pimpinan Ponpest Daarut Tauhiid
�Pendiri & Pembina DPU Daarut
Tauhiid

Published with Blogger-droid v2.0.6

Allah Maha Menyaksikan

Seseorang yang tauhidnya
bagus, dapat dipastikan bahwa akhlaknya
juga bisa terjaga. Karena, dia yakin bahwa
Allah Maha Melihat, sehingga dia akan
sibuk dengan Allah SWT tanpa perlu
berakting dan berpura-pura.
"Kamu tidak berada dalam suatu
keadaan dan tidak membaca suatu ayat
dari Al Qur'an dan kamu tidak
mengerjakan suatu pekerjaan,
melainkan Kami menjadi saksi atasmu
di waktu kamu melakukannya. Tidak
luput dari pengetahuan Tuhanmu
biarpun sebesar zarrah (atom) di bumi
ataupun di langit. Tidak ada yang lebih
kecil dan tidak (pula) yang lebih besar
dari itu, melainkan (semua tercatat)
dalam kitab yang nyata (Lauh
Mahfuzh)." (QS Yunus: 61).
"Dan pada sisi Allah-lah kunci-kunci
semua yang ghaib; tidak ada yang
mengetahuinya kecuali Dia sendiri, dan
Dia mengetahui apa yang di daratan
dan di lautan, dan tiada sehelai daun
pun yang gugur melainkan Dia
mengetahuinya (pula), dan tidak jatuh
sebutir biji-pun dalam kegelapan bumi,
dan tidak sesuatu yang basah atau yang
kering, melainkan tertulis dalam kitab
yang nyata (Lauh Mahfudz)" (QS Al-
An'aam: 59)
Dari kedua ayat diatas, kita bisa
mengetahui bahwa tidak ada satupun
perbuatan yang terjadi melainkan Allah
SWT menjadi saksi. Dan, karena Allah SWT
yang menciptakan dan memelihara segala
sesuatu, maka tidak ada satupun hal yang
luput dari pandangan Allah SWT.
Kita tidak akan pernah tahu sesuatu yang
terjadi di masa depan. Saat ujian, dapat
dipastikan bahwa sebagai murid, kita tidak
akan pernah tahu materi yang nantinya
akan keluar. Tapi satu hal yang pasti, Allah
Maha Tahu. Jadi...bergantung saja pada
Allah SWT, berdoa dengan sungguh-
sungguh, ikhtiar dengan benar dan baik,
dan lakukanlah hal-hal yang Allah SWT
sukai, dan berharaplah semua akan
dimudahkan.
Tetapi, ada yang perlu dijaga yaitu niatan
ibadahnya. Jangan sampai keinginan kita
untuk memperoleh sesuatu membuat
ibadah kita menjadi giat, tapi setelah hal
yang kita inginkan terwujud, ibadah
menjadi kendor.
Misalnya, karena terlilit hutang,
menyebabkan tahajud kita kuat, tapi begitu
hutang lunas, tahajud juga ikut lunas.
Bayangkan, kalau Allah SWT mau, bisa-bisa
kita dibuat terus menerus terlilit hutang,
agar supaya kita menjadi dekat dengan
Allah. Maka dari itu ikhlaslah dalam
beramal, karena Allah SWT semata, karena
Allah SWT Maha Menyaksikan hingga ke
dalam hati kita.
*Pimpinan Ponpest Daarut Tauhiid,
Pendiri & Pembina DPU Daarut Tauhiid

Published with Blogger-droid v2.0.6

Kamis, 26 April 2012

ANJING-ANJING NERAKA

Sabda Rasulullah S.A.W kepada Mu'adz, "Wahai Mu'adz, apabila di dalam amal perbuatanmu itu ada kekurangan : 1. Jagalah lisanmu supaya tidak terjatuh di dalam ghibah terhadap saudaramu/muslimin. 2. Bacalah Al-Quran 3. Tanggunglah dosamu sendiri untukmu dan jangan engkau tanggungkan dosamu kepada orang lain. 4. Jangan engkau mensucikan dirimu dengan mencela orang lain. 5. Jangan engkau tinggikan dirimu sendiri di atas mereka. 6. Jangan engkau masukkan amal perbuatan dunia ke dalam amal perbuatan akhirat. 7. Jangan engkau menyombongkan diri pada kedudukanmu supaya orang takut kepada perangaimu yang tidak baik. 8. Jangan engkau membisikkan sesuatu sedang dekatmu ada orang lain. 9. Jangan engkau merasa tinggi dan mulia daripada orang lain. 10. Jangan engkau sakitkan hati orang dengan ucapan-ucapanmu. Nescaya di akhirat nanti, kamu akan dirobek-robek oleh anjing neraka. Firman Allah S.W.T. yang bermaksud, "Demi (bintang-bintang) yang berpindah dari satu buruj kepada buruj yang lain." Sabda Rasulullah S.A.W., "Dia adalah anjing-anjing di dalam neraka yang akan merobek-robek daging orang (menyakiti hati) dengan lisannya, dan anjing itu pun merobek serta menggigit tulangnya." Kata Mu'adz, " Ya Rasulullah, siapakah yang dapat bertahan terhadap keadaan seperti itu, dan siapa yang dapat terselamat daripadanya?" Sabda Rasulullah S.A.W., "Sesungguhnya hal itu mudah lagi ringan bagi orang yang telah dimudahkan serta diringankan oleh Allah S.W.T."

KISAH NYATA SEORANG PRAMUGARI

Saya adalah seorang pramugari biasa dari China Airline, karena bergabung dengan perusahaan penerbangan hanya beberapa tahun dan tidak mempunyai pengalaman yang mengesankan, setiap hari hanya melayanipenumpang dan melakukan pekerjaan yang monoton. Pada tanggal 7 Juni yang lalu saya menjumpai suatu pengalaman yang membuat perubahan pandangan saya terhadap pekerjaan maupun hidup saya. Hari ini jadwal perjalanan kami adalah dari Shanghai menuju Peking ,penumpang sangat penuh pada hari ini. Diantara penumpang saya melihat seorang kakek dari desa, merangkulsebuah karung tua dan terlihat jelas sekali gaya desanya, pada saatitu saya yang berdiri dipintu pesawat menyambut penumpang kesanpertama dari pikiran saya ialah zaman sekarang sungguh sudah majuseorang dari desa sudah mempunyai uang untuk naik pesawat. Ketika pesawat sudah terbang, kami mulai menyajikan minuman, ketikamelewati baris ke 20, saya melihat kembali kakek tua tersebut, diaduduk dengan tegak dan kaku ditempat duduknya dengan memangku karungtua bagaikan patung. Kami menanyakannya mau minum apa, dengan terkejut dia melambaikantangan menolak, kami hendak membantunya meletakan karung tua diatasbagasi tempat duduk juga ditolak olehnya, lalu kami membiarkannyaduduk dengan tenang, menjelang pembagian makanan kami melihat diaduduk dengan tegang ditempat duduknya, kami menawarkan makanan jugaditolak olehnya. Akhirnya kepala pramugari dengan akrab bertanya kepadanya apakah diasakit, dengan suara kecil dia mejawab bahwa dia hendak ke toilettetapi dia takut apakah dipesawat boleh bergerak sembarangan, takutmerusak barang didalam pesawat. Kami menjelaskan kepadanya bahwa dia boleh bergerak sesuka hatinya danmenyuruh seorang pramugara mengantar dia ke toilet, pada saatmenyajikan minuman yang kedua kali, kami melihat dia melirik kepenumpang disebelahnya dan menelan ludah, dengan tidak menanyakannyakami meletakan segelas minuman teh dimeja dia, ternyata gerakan kamimengejutkannya, dengan terkejut dia mengatakan tidak usah, tidak usah,kami mengatakan engkau sudah haus minumlah, pada saat ini denganspontan dari sakunya dikeluarkan segenggam uang logam yang disodorkankepada kami, kami menjelaskan kepadanya minumannya gratis, dia tidakpercaya, katanya saat dia dalam perjalanan menuju bandara, merasa hausdan meminta air kepada penjual makanan dipinggir jalan dia tidakdiladeni malah diusir. Pada saat itu kami mengetahui demi menghematbiaya perjalanan dari desa dia berjalan kaki sampai mendekati bandarabaru naik mobil, karena uang yang dibawa sangat sedikit, hanya dapatmeminta minunam kepada penjual makanan dipinggir jalan itupunkebanyakan ditolak dan dianggap sebagai pengemis. Setelah kami membujuk dia terakhir dia percaya dan duduk dengan tenangmeminum secangkir teh, kami menawarkan makanan tetapi ditolak olehnya. Dia menceritakan bahwa dia mempunyai dua orang putra yang sangat baik,putra sulung sudah bekerja di kota dan yang bungsu sedang kuliahditingkat tiga di Peking . anak sulung yang bekerja di kota menjemputkedua orang tuanya untuk tinggal bersama di kota tetapi kedua orangtua tersebut tidak biasa tinggal dikota akhirnya pindah kembali kedesa, sekali ini orang tua tersebut hendak menjenguk putra bungsunyadi Peking, anak sulungnya tidak tega orang tua tersebut naik mobilbegitu jauh, sehingga membeli tiket pesawat dan menawarkan menemanibapaknya bersama-sama ke Peking , tetapi ditolak olehnya karenadianggap terlalu boros dan tiket pesawat sangat mahal dia bersikerasdapat pergi sendiri akhirnya dengan terpaksa disetujui anaknya. Dengan merangkul sekarung penuh ubi kering yang disukai anakbungsunya, ketika melewati pemeriksaan keamanan dibandara, dia disuruhmenitipkan karung tersebut ditempat bagasi tetapi dia bersikerasmembawa sendiri, katanya jika ditaruh ditempat bagasi ubi tersebutakan hancur dan anaknya tidak suka makan ubi yang sudah hancur,akhirnya kami membujuknya meletakan karung tersebut di atas bagasitempat duduk, akhirnya dia bersedia dengan hati-hati dia meletakankarung tersebut. Saat dalam penerbangan kami terus menambah minuman untuknya, diaselalu membalas dengan ucapan terima kasih yang tulus, tetapi diatetap tidak mau makan, meskipun kami mengetahui sesungguhnya dia sudahsangat lapar, saat pesawat hendak mendarat dengan suara kecil diamenanyakan saya apakah ada kantongan kecil? dan meminta saya meletakanmakanannya di kantong tersebut. Dia mengatakan bahwa dia belum pernahmelihat makanan yang begitu enak, dia ingin membawa makanan tersebutuntuk anaknya, kami semua sangat kaget. Menurut kami yang setiap hari melihat makanan yang begitu biasa dimataseorang desa menjadi begitu berharga. Dengan menahan lapar disisihkan makanan tersebut demi anaknya, denganterharu kami mengumpulkan makanan yang masih tersisa yang belum kamibagikan kepada penumpang ditaruh didalam suatu kantongan yang akankami berikan kepada kakek tersebut, tetapi diluar dugaan dia menolakpemberian kami, dia hanya menghendaki bagian dia yang belum dimakantidak menghendaki yang bukan miliknya sendiri, perbuatan yang tulustersebut benar-benar membuat saya terharu dan menjadi pelajaranberharga bagi saya. Sebenarnya kami menganggap semua hal tersebut sudah berlalu, tetapisiapa menduga pada saat semua penumpang sudah turun dari pesawat, diayang terakhir berada di pesawat. Kami membantunya keluar dari pintupesawat, sebelum keluar dia melakukan sesuatu hal yang sangat tidakbisa saya lupakan seumur hidup saya, yaitu dia berlutut dan menyembahkami, mengucapkan terima kasih dengan bertubi-tubi, dia mengatakanbahwa kami semua adalah orang yang paling baik yang dijumpai, kami didesa hanya makan sehari sekali dan tidak pernah meminum air yangbegitu manis dan makanan yang begitu enak, hari ini kalian tidakmemandang hina terhadap saya dan meladeni saya dengan sangat baik,saya tidak tahu bagaimana mengucapkan terima kasih kepada kalian.Semoga Tuhan membalas kebaikan kalian, dengan menyembah dan menangisdia mengucapkan perkataannya. Kami semua dengan terharu memapahnya danmenyuruh seseorang anggota yang bekerja dilapangan membantunya keluardari lapangan terbang. Selama 5 tahun bekerja sebagai pramugari, beragam-ragam penumpangsudah saya jumpai, yang banyak tingkah, yang cerewet dan lain-lain,tetapi belum pernah menjumpai orang yang menyembah kami, kami hanyamenjalankan tugas kami dengan rutin dan tidak ada keistimewaan yangkami berikan, hanya menyajikan minuman dan makanan, tetapi kakek tuayang berumur 70 tahun tersebut sampai menyembah kami mengucapkanterima kasih, sambil merangkul karung tua yang berisi ubi kering danmenahan lapar menyisihkan makanannya untuk anak tercinta, dan tidakbersedia menerima makanan yang bukan bagiannya, perbuatan tersebutmembuat saya sangat terharu dan menjadi pengalaman yang sangatberharga buat saya dimasa datang yaitu jangan memandang orang daripenampilan luar tetapi harus tetap menghargai setiap orang dan mensyukuri apa yang kita dapat .