Laman

Cari Blog Ini

Senin, 17 Mei 2010



Ini adalah sepatu yang dipakai Ronaldo pada tahun 1998 n piala dunia final di Perancis






Ini adalah sepatu yang digunakan saat pertandingan melawan Norwegia piala dunia 1998.



sepatu pada musim 1998-1999 (inter milan)

sepatu kuning krom dipakai selama musim 2000-2001, tapi hanya dipakai sekali oleh R9 dalam pertandingan melawan Lazio di COppa Italia 2000 yang mengakibatkan dia cederA lutut parah dan harus absen selama lebih dari 18 bulan



sepatu yang digunakan Ronaldo saat pertandingan amal

SEJARAH SEPATU BOLA




Catatan: Edisi Terbatas dirilis bertepatan dengan Ronaldo mencetak rekor menjadi pencetak gol terbanyak Piala Dunia sepanjang masa di Pada World Cup Germany 2006.


Sepatu menjadi alat penting bagi pemain sepak bola. Bentuk, desain, dan warnanya terus berubah. Maknanya tak sekadar menjaga penampilan pemain, tapi juga menuruti karakter pemakainya.

Pada awalnya, pemain boleh mengenakan kasut jenis apa pun di lapangan. Sepatu dengan alas polos dan sering dipakai untuk kerja pun diperbolehkan. Sepatu wanita dengan hak agak tinggi bahkan pernah digunakan lelaki di lapangan hijau.

Kemudian, keluarlah peraturan FIFA pada 1863. Salah satunya berbunyi, "Yang tidak memakai paku menonjol, lempengan besi, atau getah karet pada sol sepatunya diperbolehkan bermain”.

Aturan itu memunculkan gairah tukang sepatu di Inggris dan Eropa untuk membuat sepatu khusus sepak bola. Sebelum industri massal dimulai, tukang sepatu kebanyakan membuatnya dalam skala rumah tangga.

Pada 1895, Joe dan Jeff Foster mendirikan J.W. Foster and Sons di Bolton, Inggris, sebelum mengubahnya menjadi Reebok pada 1958. Sejak Januari 1905, Herman Jansen membuat toko sekaligus bengkel kasut di rumahnya di Kota Hengelo, Provinsi Gelderland, Belanda timur. Pada tahun yang sama, muncul pula pembuat sepatu Gola di Inggris.

Industri sepatu kian menggeliat ketika adik-kakak Adolf dan Rudolf Dassler membuka pabrik dengan nama Gebruder Dassler Schuhfabrik pada 1924. Dua bersaudara itu akhirnya pecah kongsi pada 1947. Adolf membentuk Adidas dan Rudolf menelurkan Puma.

Mulai tahun 1910-an, sepatu dengan nama Cup Final Specials mendunia berkat "gigi-gigi" kayu di bagian bawah agar pemain mudah mencengkeramkan kakinya ke tanah. Ujung sepatu dibuat dengan pola anyaman agar pemain mudah menggerakkan jari kakinya selama mengontrol bola. Bentuk gigi itu seperti tabung dengan tiga paku kecil berujung tajam. Pemain harus memakukkan "kuku" itu ke sol dengan palu kecil.

Ukuran gerigi itu pun bervariasi. Pemain akan memilih gigi lebih panjang untuk bermain di lapangan becek agar tidak mudah terpeleset. Salah satu tugas wasit dan asistennya adalah mengecek sol itu sebelum pemain masuk ke lapangan. Jika gigi sepatu terlalu tajam dan menonjol, pemain tak diperbolehkan masuk.

Kasut-kasut masa silam itu dibuat dari bahan kulit tipis tapi berat. Modelnya berupa lars panjang atawa boot agar bisa melindungi engkel pemain dari sepakan lawan. Sepatu baru umumnya keras dan kaku sehingga sering membuat kaki pemakainya cedera. Agar lebih lentur dan enak dipakai, sepatu direndam dulu selama beberapa jam sebelum dikenakan, lalu dijemur sebentar agar kandungan air tidak memberatkan sepatu.


Di era 1920-an, sepatu bola mulai diproduksi secara massal. Salah satu yang terkenal di era itu adalah Manfield Hotspur. Sepatu kulit ini tidak hanya diproduksi untuk pemain dewasa, tapi juga untuk semua umur termasuk anak-anak.

Sepuluh tahun kemudian, muncullah variasi warna tali sepatu. Selain hitam, ada pula putih, merah, dan lainnya. Di lapangan, pemain kerap menggonta-ganti tali ini karena proses rendam-jemur sepatu membuat tali mudah rusak.

Pada 1951, perusahaan sepatu mulai mengendus bisnis baru. Mereka mencatut nama pemain terkenal untuk nama produknya. Bintang Inggris saat itu, Stanley Matthews, menjadi nama sepatu keluaran CWS. Ia mencatatkan diri sebagai pemain pertama yang disewa sebagai bintang iklan sepatu. Maka, dimulailah komersialisasi sponsor oleh produsen sepatu kepada pemain, yang saat itu mendapat gaji maksimal 20 poundsterling.

Selain Matthews, pemain-pemain lain mulai mendapat tempat khusus di hati produsen. Sepatu Bobby Charlton, contohnya, beredar pada 1964. Dua tahun kemudian, muncul kasut bernama Pele, yang dibuat sesuai tuntutan gaya main lincah ala pemain Brasil itu.

Matthews juga menjadi salah satu pengguna sepatu Continental, seri terbaru dari Manfield Hotspur dan dikenakan pemain-pemain di Eropa serta Brasil. Sepatu ini dibuat pada 1950-an hingga 1960-an. Pada masa itu, sol sepatu juga dibuat dengan bahan karet, plastik, atau logam dengan pengait sekrup.

Selama itu sepatu sepak bola identik dengan kombinasi warna hitam atau cokelat dengan strip putih. Puma pernah membuat sepatu putih pada 1958, tapi baru dipertontonkan oleh pemain Inggris, Alan Ball, satu dekade kemudian. Kelir lain mulai bermunculan pada 1998, salah satunya dikenakan oleh pemain Maroko, Moustafa Hadji.

Pada 1995, mantan pemain Liverpool, Craig Johnston, mendesain sepatu bernama Predator yang diproduksi oleh Adidas. Sepatu ini menggunakan kulit kanguru sebagai lapisan luarnya yang diklaim mempermudah lengkung arah bola. Klaim ini membuat sepatu itu laris manis dan antara lain dipakai eksekutor seperti Zinedine Zidane, David Beckham, dan Steven Gerrard.

Saat ini produsen membuat beragam sepatu dengan teknologi mutakhir sesuai kebutuhan pemakainya. Bentuk, desain, dan bahannya dibuat agar pemain bisa menggerakkan kakinya senyaman mungkin dan aman. Kuku-kuku di solnya pun tak selalu berjumlah sama satu dengan yang lain. Gigi-gigi yang awalnya berbentuk bulat berubah menjadi pilih dan ini sering dianggap gampang melukai lawan.

Sepatu masa kini pun tersedia dalam beragam kelir. Nike, misalnya, pernah membuat sepatu berwarna genit merah muda, Nike Mercurial Vapor Rosa. Anda bisa melihatnya pada kaki Nicklas Bendtner dan Franck Ribery. Warna ngejreng seperti ini memang sangat mencolok di lapangan. Sebuah gimmick jitu untuk menarik penonton agar gampang memelototi permainan bintang favoritnya dan mencari tahu kemampuan sepatu yang dipakainya.

Itu pula yang membuat bintang Barcelona, Lionel Messi, menyukai warna biru terang Adidas F50i yang dikenakannya pada final Liga Champions 2009. Sepatu dengan lapisan SprintSkin dari bahan sintentis antiair nan fleksibel ini juga akan menghiasi kaki pemain ternama pada kualifikasi Piala Dunia 2010.

"Aku paling suka dengan warna F50i, itu adalah warna yang kuat, memikat mata, dan menarik perhatian. Aku suka sekali itu," kata pemain Argentina tersebut. "Bentuk yang ramping, ditambah sentuhan warna fantastis serta model yang trendi, membuatku mampu mengeluarkan seluruh potensiku ketika bertanding."

Lebih dari warna-warni itu, Messi dan semua pemain bola pasti sepakat bahwa bentuk, bahan, serta desain sepatu amat membantu mereka mengeluarkan karakter permainan di lapangan. Pada akhirnya, penonton pun terpikat oleh aksi sang bintang.

kompas

tag : Artikel Sejarah Sepatu Bola,Artikel Sejarah Sepatu Bola sejarah, macam-macam Sepatu Bola

Minggu, 16 Mei 2010


Ronaldo? Ronaldinho? Pelé? Garricha? Zico? SIAPA? pemain sepak bola Brasil TERBAIK SEPANJANG MASA?

Akhirnya. Ini adalah saat saya secara pribadi telah menunggu. Pemilihan Pemain sepak bola Brasil TERBAIK SEPANJANG MASA. Dan Anda berkesempatan untuk memilih dan memberikan pendapat.

Jika saja saya memberikan pertanyaan kepada Anda Siapa pemain terbaik Belanda sepanjang masa tentu nya dengan mudah anda menjawab diantara pilihan Johan Crujff atau Marco van Basten, begitu pula jika saya bertanya pemain terbaik Argentina dalam sekejap anda mungkin berkata :"Maradona..... selanjutnya Beckenbauer di skuad Bavaria Jerman, Platini dan Zidane pada Prancis, Bobby Charlthon di skuad The Three lions- Inggris begitu pula dengan Eusebio dan Cristiano 'CR9' Ronaldo pada Portugal..
Namun Tidak Mudah seandainya saya bertanya siapa pemain terbaik brazil sepanjang masa karena banyak talenta super yang dapat terlewatkan apabila kita hanya diberikan kesempatan untuk menyebutkan beberapa nama saja...


ARGENTINA: Alfredo DiStefano + Diego Maradona

FRANCE: Michel Platini + Zinedine Zidane

UNITED KINGDOM: George Best + Sir Bobby Charlton

GERMANY: Oliver Kahn Beckenbauer Franz +

ITALY: Giuseppe Meazza + Paolo Maldini

HOLLAND: Johan Cruijff + Marco Van Basten

Anda dapat saja menyebutkan 100 bahkan lebih pemain Brazil yang memiliki skill diatas rata-rata dan tergolong superstar sepakbola
Mungkin beberapa nama di bawah ini dapat mewakili beberapa skill super dari anak-anak Brazilians....

Ademir da Guia



Ademir da guia - O Divino , si anak emas Brazil, defender pada Klub Brasil Domingos da Guia, Ademir adalah idola terbesar sejarah SE Palmeiras. Seorang pemain kelas dunia. Dia adalah bagian dari awal line-up selama 16 tahun berturut-turut. tidak ada yang mampu membatasi dia untuk bermain di Tim nasional Brazil saat itu karena dia layak untuk posisi tersebut.


Carlos Alberto TorresCarlos Alberto Torres - O Capitão melakukan [Tri ini] Kapten. Jika saat ini kita memiliki punggung kanan dan kiri yang bergerak ke atas untuk menyerang - sayap yang disebut - Carlos Alberto adalah pelopor. Dan dia melakukan tugas dengan ekstrim efisiensi ketika bermain untuk Botafogo FR dan 1970 Brasil Tim Nasional menakjubkan.





DidiDidi - O Etíope Principe [The] Pangeran Ethiopia. Dua kali Juara Dunia dengan Tim Nasional Brasil di 58 dan 62 dan pencipta Folha Seca [Daun Kering tendangan], sebuah tendangan bebas di mana ia akan memukul bola dengan bagian luar kaki dan dengan cara yang bola akan berpengaruh dan tiba-tiba drop seolah-olah itu adalah daun kering jatuh dari pohon. Pemain tengah berbakat yang bermain dengan Di Stefano dan Puskás di Real Madrid tapi dicapai kemuliaan mengenakan strip Botafogo.




FalcãoFalcão - O Rei de Roma [Raja] Roma. Falcão pernah tampak seperti pemain tengah defensif. Tinggi, terlalu skiny, sangat berbakat, tenang dan nggak tidak membuat banyak pelanggaran. Setiap kali aku melihat Falcão bermain dia mengingatkan saya pada Franz Beckenbauer. Dia definetily versi Brasil Kaiser.








GarrinchaGarrincha - The Bow-Berkaki Angel [Anjo das Pernas Tortas dalam bahasa Portugis] tidak membutuhkan perkenalan. Ronaldinho, Robinho, Cristiano Ronaldo dan semua penipu lain Garrincha sepak bola berutang untuk membuat sepak bola menghibur. Untuk menutup kasus saya saya hanya akan mengatakan bahwa untuk beberapa Garrincha bahkan lebih baik daripada Pelé.










Leônidas da SilvaLeonidas - O Diamante Negro [The] Diamond Black. Dia menciptakan (atau diperbaiki) sepeda kick. Dia adalah bintang bermain untuk Botafogo, Flamengo, Sao Paulo dan untuk Tim Nasional. Dia adalah pencetak gol terbanyak di Piala Dunia 1938 FIFA dengan 7 gols.




PeléPelé - O Rei lakukan [Futebol The] Raja. Dgn tak dpt disangsikan salah satu atlet terbesar sejarah olahraga. Pelé berpartisipasi di empat Piala dunia, maksudku, tiga setengah, karena di 66 dia diburu di lapangan oleh para pembela Portugis dan akhirnya keluar dari persaingan dengan cedera. Tapi Pelé adalah unik dan saya masih melihat lain seperti dia dilahirkan. Sama seperti Garrincha, Pelé bakat masih pengaruh yang besar dalam bintang sepak bola kita melihat di seluruh dunia.




ReinaldoReinaldo - O Rei lakukan [Galo Raja Galo]. Dia bisa saja striker terbaik sepak bola Brasil dari semua kali jika bukan karena kekerasan pembela dihukum di tahun 1980-an. Reinaldo mencetak 28 gol dalam 18 pertandingan Kejuaraan Brasil tahun 1977, rekor yang berlangsung dalam jumlah sampai dengan tahun 1997 tetapi tujuan rata-rata 1,55-nya masih terkalahkan.





RomarioRomario - O Baixinho] [Shorty. Romario bermain sampai usia 41 tahun untuk mencapai jumlah 1.000 tujuannya. Untuk mencapai nomor yang bermain untuk klub kecil seperti Miami FC (dalam tingkatan kedua sepakbola di Amerika Serikat) dan Adelaide United (dari Liga Australia). Tapi apa yang ada dalam sejarah sepak bola adalah Romario mencetak 71 gol bagi Tim Nasional dan memimpin tim untuk judul keempat Piala Dunia pada tahun 1994. Ia juga bersinar dan dipermalukan pembela HAM di Eropa bermain di Belanda untuk PSV dan di Spanyol untuk Barcelona.




RonaldinhoRonaldinho - Pada tahun 1997 Ronaldinho sebagai Ronaldinho Gaucho masih disebut ketika ia mencetak sebuah gol yang luar biasa untuk Tim Nasional Brasil melawan Venezuela. Belum lagi bahwa ia juga humilliated pelatih Brasil Dunga sekarang selama derby GRE-Nal (ay. Gremio Internacional adalah persaingan klub terbesar di negara bagian asal ronaldinho Rio Grande do Sul). hanya dengan melihat yang aneh melihat anak bergigi tonggos bisa bermain satu alreay mengatakan bahwa dia akan menjadi salah satu pemain terbaik planet ini.






RonaldoRonaldo - O Fenômeno [The] Fenomena. Dia adalah pemain yang saya punya kesempatan untuk menonton dari awal karirnya ketika ia tiba untuk bermain untuk Cruzeiro Belo Horizonte dan sejak itu ia mencetak (banyak) gol yang luar biasa untuk semua tim ia bermain untuk: PSV, Barcelona, Inter milan, Real Madrid, AC Milan dan Tim Nasional. Ronaldo telah dan memiliki banyak masalah di lututnya tetapi ketika sehat dan dalam kondisi saya tidak percaya ada striker di tingkat yang sama seperti Ronaldo.




ZicoZico - Warna. Seorang pemain sandiwara. Zico adalah idola terbesar sejarah Flamengo. Langsung bertanggung jawab untuk membuat tim dari Rio de Janeiro salah satu yang paling terkenal di dunia. Pada tahun 1981 Zico terbukti keunggulan Brasil sepak bola ketika dia memimpin Flamengo mengalahkan Liverpool di Piala Intercontinental di Tokyo. Dia juga pemain yang paling mempengaruhi karier saya di sepak bola pendek. Sentuhan halus, sempurna bebas menendang dan intelijen ekstrim. Zico adalah tanpa keraguan salah satu pemain terbaik di dunia untuk memakai nomor 10 kemeja.

12 Penyerang Terbaik Sepanjang Masa




Melalui seleksi yang panjang dan ketat, GOAL.com memilih 12 striker terbaik sepanjang masa.

Tim redaksi GOAL.com akhirnya merampungkan daftar 12 striker terbaik sepanjang masa, berdasarkan delapan kriteria sebagai berikut:

1. Harus striker murni.
2. Kontribusi pemain terhadap prestasi negaranya.
3. Kontribusi pemain terhadap prestasi klubnya.
4. Kuantitas maupun kualitas gol, baik untuk klub maupun timnas.
5. Pemain yang masih aktif maupun yang sudah pensiun.
6. Nilai tambah bagi pemain yang kemudian sukses menjadi pelatih.
7. 'Warisan' yang ditinggalkan usai karirnya.
8. Sikapnya di lapangan dalam hal kepemimpinan, konsistensi, skill, dan penampilan dalam laga-laga besar.

Sebelum terjadi perselisihan, perlu diterangkan bahwa kriteria pertama di atas menjadi pertimbangan yang sangat penting. Seorang striker murni berbeda dengan istilah man-in-the-hole, posisi gelandang sayap (winger) maupun penyerang (attacker) yang belum tentu seorang goal getter. Dengan demikian, tidak mungkin pemain seperti Cristiano Ronaldo masuk dalam daftar ini. Diego Maradona juga tercoret dari daftar ini karena lebih sering ditempatkan sebagai gelandang serang daripada di lini depan.

Secara umum, seorang striker layak disebut 'hebat' karena menjadi pahlawan nasional atau legenda klub. Kami memilih 12, karena jarak dari titik putih ke gawang harus ditempuh melalui 12 langkah pas.

12. Gabriel (Omar) Batistuta



Ia menolak pindah ke klub lain meskipun Fiorentina degradasi ke Serie B Italia pada musim 1992/93. Namun pada tahun berikutnya, striker Argentina yang kerap disapa Batigol ini membawa klubnya kembali ke Serie A. Dari Newell's Old Boys hingga gantung sepatu di Al Arabi, Batigol mengemaskan total 254 gol dari 441 kali main. Setelah sembilan musim bersama Fiorentina, ia dijual ke AS Roma dan menjadi sumber inspirasi utama Giallorossi untuk meraih scudetto ketiga dalam sejarahnya.


11. Thierry Henry



Kala membela Arsenal, Henry menjadi topskor Liga Primer Inggris sebanyak empat kali (2002, 2004, 2005 dan 2006) dan menjadi pemain tersubur The Gunners dengan 226 gol dari semua kompetisi. Ia juga meraih dua gelar penting bersama timnas Prancis, yakni Piala Dunia 1998 dan Euro 2000.


10. Roberto Baggio



Sayangnya, Baggio lebih diingat dengan kegagalannya mengeksekusi tendangan dari titik putih sehingga Italia kalah adu penalti melawan Brasil di final Piala Dunia 1994. Tapi, tanpa penampilan Baggio yang gemilang sepanjang turnamen itu, Azzurri tak mungkin mencapai final. Ia menjadi anak emas sepakbola Italia sejak bergabung dengan Fiorentina pada 1985, sebelum rekor transfernya ke Juventus menjelang Piala Dunia 1990. Dikenal dengan sebutan "The Divine Ponytail" karena rambut kuncir dan ketaatannya menjalankan agama Budha, Baggio meraih scudetto dua kali - bersama Juventus pada 1994/95, dan AC Milan pada musim berikutnya. Pemain Terbaik Dunia versi FIFA pada 1993 pun menjadi miliknya.



9. Alessandro Del Piero




Juventus forever, per sempre, selamanya! Itulah si Pinturicchio yang sudah lima kali scudetto bersama Bianconeri dan menjadi ikon klubnya dengan 500 penampilan lebih. Sama halnya dengan Batigol, ia pun menolak keluar dari klubnya yang degradasi pada 2006 akibat kasus Calciopoli. Titel U-21 Eropa pada 1994 dan 1996 disandangnya, ditambah lagi gelar juara Piala Dunia 2006. Loyalitasnya adalah emas!


8. Marco van Basten




Torehan 218 gol dari 280 penampilan bersama Ajax dan AC Milan bukan prestasi yang mudah diraih. Ia juga mengoleksi hat-trick gelar pada 1992 - Pemain Terbaik Dunia versi FIFA, Pemain Terbaik Eropa, dan Pemain Terbaik Dunia. Marco van Basten menjadi pemain yang sukses mengikuti jejak Johan Cruyff, sekaligus memimpin Belanda juara Eropa untuk pertama kalinya pada 1988. Bersama AC Milan, ia meraih Piala Eropa pada 1989 dan 1990. Sayangnya, cedera pergelangan kaki memaksanya pensiun lebih dini. Meski demikian, Van Basten tetap berkiprah dalam dunia sepakbola. Ia melatih timnas Belanda pada 2004-2008 dan kini mengasuh Ajax.



7. Ronaldo (Ronaldo Luiz Nazario da Lima)




Sang fenomena ini sudah dua kali meraih hat-trick gelar Pemain Terbaik FIFA, Eropa dan Dunia. Nama Ronaldo mulai bangkit ketika melesatkan 58 gol dalam 60 pertandingan di awal karirnya bersama Cruzeiro pada 1993. Setelah dua musim yang gemilang bersama PSV Eindhoven, ia bergabung dengan Barcelona pada 1996 dan membukukan 34 gol dalam 37 laga untuk menjadi topskor. Bersama Inter Milan, Ronaldo 'mengejek' gaya pertahanan klub Italia lainnya. Alhasil, 25 gol dikemasnya, sekaligus membawa Inter juara Piala UEFA - semuanya dalam musim pertamanya. Ia juga meraih topskor pada dua musim pertamanya bersama Real Madrid. Duka kekalahan 3-0 dari Prancis pada final Piala Dunia 1998 terhapus, ketika Ronaldo pulih dari cedera dan membawa Brasil juara Piala Dunia berikutnya. Ia menjadi topskor dengan delapan gol, dan dua di antaranya dicetak pada final melawan Jerman.

6. Bobby Charlton (Sir Robert Charlton)



Inilah salah satu pemain terbaik Inggris sepanjang masa. Bobby Charlton meraih 106 caps dan 49 gol bersama timnas Inggris. Sebagai bagian dari "Busby Babes" yang selamat dari tragedi Munich 1958, Charlton sepuluh tahun kemudian membawa Manchester United menjadi klub pertama Inggris yang juara Piala Eropa. Charlton juga membantu tuan rumah Inggris meraih Piala Dunia 1966. Perlawanan Charlton kontra Eusebio di semi-final melawan Portugal dikenang sebagai pertandingan terbaik Inggris sepanjang masa.

5. Alfredo Di Stefano (Alfredo Di Stefano Laulhe)



Ketika membela Real Madrid, Di Stefano mengoleksi delapan titel Liga Spanyol dan memenangkan lima edisi pertama Piala Eropa. Ia juga melesatkan gol dalam setiap pertandingan final. Kepemimpinannya di lapangan ditambah skill menakjubkan membuat Di Stefano menjadi faktor utama Real Madrid mendominasi Eropa pada akhir 1950-an. Namun, Di Stefano gagal di tingkat internasional. Ia pernah memperkuat timnas Argentina, Kolombia dan Spanyol, tapi tak satupun gelar Piala Dunia direbut. Ia akan selalu dikenang ketika menciptakan hat-tricknya saat Real Madrid membantai Eintracht Frankfurt 7-4 untuk mengangkat trofi Piala Eropa kelima kalinya beruntun.

4. Ferenc Puskas




Inilah striker yang kualitasnya akan sulit ditemui lagi di Hongaria. Bersama timnas, ia mencatat rekor 84 gol dari 85 caps. Tubuhnya pendek, dadanya rata, tapi kekuatannya terletak pada kaki kirinya yang mampu melepaskan tembakan secepat kilat. Setelah meraih medali emas Olimpiade 1952 sekaligus mengakhiri dominasi Inggris di Eropa, timnas Hongaria menjadi favorit juara Piala Dunia 1954. Tim berjuluk "Mighty Magyars" melesakkan 17 gol dalam babak grup sebelum menyingkirkan Brasil dan Uruguay. Meskipun cedera berat, Puskas memaksakan dirinya tampil di final, bahkan mencetak gol sebelum kalah secara menyakitkan oleh Jerman Barat.


3. Eusebio (Eusebio da Silva Ferreira)




Pemenang Sepatu Emas di Piala Dunia 1966 ini mencetak sembilan gol buat Portugal sebelum tersingkir di semi-final oleh tuan rumah Inggris, yang kemudian keluar sebagai juara. Eusebio menjadi pemain Afrika pertama (kelahiran Mozambique) sehingga dikenal sebagai "Pele versi Eropa" - dan hingga kini masih dinobatkan sebagai pemain terbaik Portugal sepanjang masa. Dari Benfica hingga Sporting Lisbon, nama Eusebio bersinar di usia 19, ketika mencetak hat-trick ke gawang Santos (yang kala itu diperkuat Pele) pada Turnamen Paris 1961. Eusebio menjadi topskor Liga Portugal tujuh kali dan meraih Pemain Terbaik Eropa pada 1965. Dua golnya ke gawang Real Madrid membantu Benfica meraih Piala Eropa untuk kedua kalinya pada 1962. Sayangnya, ia cedera lutut dan terpaksa gantung sepatu pada umur 32 tahun. Ia menorehkan 41 gol dari 64 caps internasional.


2. Johan Cruyff




Inilah master of total football. Kapten Cruyff memimpin Belanda di Piala Dunia 1974, dengan mencetak dua gol baik ke gawang Argentina maupun Brasil, sebelum dikalahkan Franz Beckenbauer dan Jerman Barat di partai puncak. Johan Cruyff merupakan nama paling terkenal dalam sejarah sepakbola Belanda. Ia menjadi pemeran utama dalam dominasi Ajax di kancah Eropa pada era 1970-an. Ia mendominasi Belanda dengan delapan titel domestik bersama Ajax ditambah satu lagi di Feyenoord. Tiga gelar Piala Eropa berturut-turut diraih pada 1970 hingga 1973 sebelum hijrah ke Barcelona. Ia pensiun menjelang Piala Dunia 1978, dan selanjutnya sukses melatih dua bekas klubnya.


1. Pele (Edson Arantes do Nascimento)



Pada usia 17 tahun, Pele memborong enam gol di Piala Dunia 1958, dan menjadi sumber inspirasi Brasil meraih titel pertamanya. Karirnya penuh dengan prestasi, di dalam maupun luar lapangan, dan saat ini menjadi duta besar sepakbola. Angka-angkanya: 470 gol dalam 412 penampilan bersama Santos, dan 77 gol dari 92 caps di timnas Brasil. Tiga kali juara Piala Dunia, sepuluh titel Campeonato Paulista, dua Copa Libertadores. Selain itu, Pele adalah Pencetak Gol terbanyak sepanjang masa dengan 1281 Gol yang ia cetak sepanjang karir profesionalnya. Belum ada yang bisa menyaingi angka tersebut. Butuh penjelasan apa lagi?

Daftar Pemain Terbaik Dunia FIFA tahun 1991 – 2009


Tahun Peringkat Nama Pemain Kebangsaan Klub Posisi
2009 1 Lionel Messi Flag of Argentina.svg Argentina Flag of Spain.svg Barcelona Penyerang
2 Cristiano Ronaldo Flag of Portugal.svg Portugal Flag of England.svg Manchester United
Flag of Spain.svg Real Madrid Gelandang
3 Xavi Flag of Spain.svg Spanyol Flag of Spain.svg Barcelona Gelandang
2008 1 Cristiano Ronaldo Flag of Portugal.svg Portugal Flag of England.svg Manchester United Gelandang
2 Lionel Messi Flag of Argentina.svg Argentina Flag of Spain.svg FC Barcelona Penyerang
3 Fernando Torres Flag of Spain.svg Spanyol Flag of England.svg Liverpool Penyerang
2007 1 Kaká Flag of Brazil.svg Brasil Flag of Italy.svg AC Milan Gelandang
2 Lionel Messi Flag of Argentina.svg Argentina Flag of Spain.svg FC Barcelona Penyerang
3 Cristiano Ronaldo Flag of Portugal.svg Portugal Flag of England.svg Manchester United Gelandang
2006 1 Fabio Cannavaro Flag of Italy.svg Italia Flag of Spain.svg Real Madrid
Flag of Italy.svg Juventus F.C. Bek
2 Zinedine Zidane Flag of France.svg Perancis Flag of Spain.svg Real Madrid Gelandang
3 Ronaldinho Flag of Brazil.svg Brasil Flag of Spain.svg FC Barcelona Gelandang
2005 1 Ronaldinho Flag of Brazil.svg Brasil Flag of Spain.svg FC Barcelona Gelandang
2 Frank Lampard Flag of England.svg Inggris Flag of England.svg Chelsea Gelandang
3 Samuel Eto'o Flag of Cameroon.svg Kamerun Flag of Spain.svg FC Barcelona Penyerang
2004 1 Ronaldinho Flag of Brazil.svg Brasil Flag of Spain.svg FC Barcelona Gelandang
2 Thierry Henry Flag of France.svg Perancis Flag of England.svg Arsenal Penyerang
3 Andriy Shevchenko Flag of Ukraine.svg Ukraina Flag of Italy.svg AC Milan Penyerang
2003 1 Zinedine Zidane Flag of France.svg Perancis Flag of Spain.svg Real Madrid Gelandang
2 Thierry Henry Flag of France.svg Perancis Flag of England.svg Arsenal Penyerang
3 Ronaldo Flag of Brazil.svg Brasil Flag of Spain.svg Real Madrid Penyerang
2002 1 Ronaldo Flag of Brazil.svg Brasil Flag of Spain.svg Real Madrid Penyerang
2 Oliver Kahn Flag of Germany.svg Jerman Flag of Germany.svg Bayern Munich Penjaga gawang
3 Zinedine Zidane Flag of France.svg Perancis Flag of Spain.svg Real Madrid Gelandang
2001 1 Luís Figo Flag of Portugal.svg Portugal Flag of Spain.svg Real Madrid Gelandang
2 David Beckham Flag of England.svg Inggris Flag of England.svg Manchester United Gelandang
3 Raúl Flag of Spain.svg Spanyol Flag of Spain.svg Real Madrid Penyerang
2000 1 Zinedine Zidane Flag of France.svg Perancis Flag of Italy.svg Juventus F.C. Gelandang
2 Luís Figo Flag of Portugal.svg Portugal Flag of Spain.svg Real Madrid Gelandang
3 Rivaldo Flag of Brazil.svg Brasil Flag of Spain.svg FC Barcelona Gelandang
1999 1 Rivaldo Flag of Brazil.svg Brasil Flag of Spain.svg FC Barcelona Gelandang
2 David Beckham Flag of England.svg Inggris Flag of England.svg Manchester United Gelandang
3 Gabriel Batistuta Flag of Argentina.svg Argentina Flag of Italy.svg AC Fiorentina Penyerang
1998 1 Zinedine Zidane Flag of France.svg Perancis Flag of Italy.svg Juventus F.C. Gelandang
2 Ronaldo Flag of Brazil.svg Brasil Flag of Italy.svg F.C. Internazionale Penyerang
3 Davor Šuker Flag of Croatia.svg Kroasia Flag of Spain.svg Real Madrid Penyerang
1997 1 Ronaldo Flag of Brazil.svg Brasil Flag of Italy.svg F.C. Internazionale
Flag of Spain.svg FC Barcelona Penyerang
2 Roberto Carlos Flag of Brazil.svg Brasil Flag of Spain.svg Real Madrid Bek
3
(tie) Dennis Bergkamp Flag of the Netherlands.svg Belanda Flag of England.svg Arsenal Penyerang
Zinedine Zidane Flag of France.svg Perancis Flag of Italy.svg Juventus F.C. Gelandang
1996 1 Ronaldo Flag of Brazil.svg Brasil Flag of Spain.svg FC Barcelona
Flag of the Netherlands.svg PSV Penyerang
2 George Weah Flag of Liberia.svg Liberia Flag of Italy.svg A.C. Milan Penyerang
3 Alan Shearer Flag of England.svg Inggris Flag of England.svg Newcastle United
Flag of England.svg Blackburn Penyerang
1995 1 George Weah Flag of Liberia.svg Liberia Flag of Italy.svg A.C. Milan Penyerang
2 Paolo Maldini Flag of Italy.svg Italia Flag of Italy.svg A.C. Milan Bek
3 Jürgen Klinsmann Flag of Germany.svg Jerman Flag of Germany.svg Bayern Munich
Flag of England.svg Tottenham Hotspur Penyerang
1994 1 Romário Flag of Brazil.svg Brasil Flag of Spain.svg FC Barcelona Penyerang
2 Hristo Stoichkov Flag of Bulgaria.svg Bulgaria Flag of Spain.svg FC Barcelona Penyerang
3 Roberto Baggio Flag of Italy.svg Italia Flag of Italy.svg Juventus F.C. Penyerang
1993 1 Roberto Baggio Flag of Italy.svg Italia Flag of Italy.svg Juventus F.C. Penyerang
2 Romário Flag of Brazil.svg Brasil Flag of Spain.svg FC Barcelona Penyerang
3 Dennis Bergkamp Flag of the Netherlands.svg Belanda Flag of Italy.svg F.C. Internazionale
Flag of the Netherlands.svg Ajax Amsterdam Penyerang
1992 1 Marco van Basten Flag of the Netherlands.svg Belanda Flag of Italy.svg A.C. Milan Penyerang
2 Hristo Stoichkov Flag of Bulgaria.svg Bulgaria Flag of Spain.svg FC Barcelona Penyerang
3 Thomas Häßler Flag of Germany.svg Jerman Flag of Italy.svg AS Roma Gelandang
1991 1 Lothar Matthäus Flag of Germany.svg Jerman Flag of Italy.svg F.C. Internazionale Gelandang
2 Jean-Pierre Papin Flag of France.svg Perancis Flag of France.svg Olympique Marseille Penyerang
3 Gary Lineker Flag of England.svg Inggris Flag of England.svg Tottenham Hotspur Penyerang

All Star Sepanjang Masa FIFA XI



cadangan : Eusebio , Puskas, Gerd Mueller, Garinccha, Zico, Bobby Charlton

ALL STAR DEKADE 90' Versi Franata


Jumat, 14 Mei 2010

video Maradona

Profil Maradona



Dari 'Bawang Kecil' Hingga Pelatih Argentina
Diego Armando Maradona terpilih sebagai pelatih tim nasional Argentina menggantikan Alfio Basile. Pro dan kontra muncul. Namun seperti yang dikatakan Marcello Lippi, Maradona layaknya seorang nabi. Semua orang akan mendengarkan perintahnya sebagai orang nomor satu di timnas Tango. Apa yang dikatakan Lippi tentu tak lepas dari sepak terjang pemain terbaik abad ini selama masih aktif sebagai pemain. Berikut kisahnya:

Bawang kecil
Di usia 11 tahun, Diego Armando Maradona mencuri perhatian seorang pencari bakat saat sedang bermain sepakbola bersama teman-temannya. Ia pun lantas terpilih main untuk klub Los Cebollitas (bawang kecil) yang merupakan tim juniornya Argentinos Juniors. Di beberapa kesempatan, Maradona yang lahir di Buenos Aires 30 Oktober 1960 mendapat tugas sebagai anak gawang di pertandingan-pertandingan Argentinos Juniors. Saat istirahat, Maradona menghibur para penonton dengan kemampuan dribble-nya yang luar biasa. Sejak itulah ia mulai terbiasa menjadi pusat perhatian.

Karir profesionalnya dimulai pada tahun 1976 saat ia bergabung dengan Argentinos Juniors hanya sepuluh hari menjelang ulang tahunnya yang ke 16. Lima musim ia membela tim papan atas Argentina ini sebelum pindah ke Boca Juniors di pertengahan 1981. Setahun berikutnya Maradona merasakan gelar pertamanya saat memenangi Liga Argentina.

Rekor £ 5 juta
Petualangannya di Eropa dimulai pada tahun 1982. Usai memperkuat Argentina di Piala Dunia, Maradona ditransfer Barcelona dengan nilai £ 5 juta. Sebuah rekor di masa itu. Gelar pertamanya di Eropa diraih di tahun 1983 saat Barca juara Copa del Rey dengan mengalahkan Real Madrid di partai final.

Di Camp Nou, Maradona tidak merasa kerasan karena beberapa kali ‘bersitegang’ dengan para pejabat Barca. Ia pun dijual ke Napoli di tahun 1984. Lagi-lagi rekor transfer pecah dengan nilai £ 6,9 juta. Bersama Napoli gelar demi gelar berhasil dikumpulkan. Juara liga (1987 & 1990), juara copa (1987), juara UEFA Cup (1989) dan juara Italia Super Cup (1990) menambah panjang deretan prestasi Maradona.



Tangan Tuhan
Karir Maradona di tim nasional juga cemerlang. Tahun 1982 ia main di Piala Dunia-nya yang pertama. Empat tahun kemudian sebagai kapten Argentina, ia menjadi juara dunia. Kiprahnya di Piala Dunia 1986 itu diwarnai dengan aksi kontroversialnya saat mencetak gol dengan tangan ke gawang Inggris yang dijaga Peter Shilton. “Gol tangan Tuhan” menjadi noda terbesar dalam sejarah sepakbola. Ironisnya gol ini justru terpilih menjadi ‘gol abad ini’ dalam polling yang dilakukan FIFA di tahun 1992.

Empat tahun kemudian di Italia, Argentina kembali lolos ke partai final. Sayang mereka harus menyerah dari Jerman. Di Piala Dunia 1994 Maradona tersandung kasus doping. Setelah selesai menjalani hukuman ia masih sempat main untuk Sevilla FC, Newell's Old Boys dan Boca Juniors. Ia pun mencoba menjadi pelatih walau tidak menuai prestasi apa-apa. Dan di hari ulang tahunnya yang ke-37 di tahun 1997, ia memutuskan untuk selesai dengan urusan sepakbola. Usai gantung sepatu, problem berat badan dan ketergantungan pada narkoba sempat mengganggu hidupnya dan keluarga.

Di tahun 2000, Maradona meluncurkan autobiografi yang diberi judul ‘Yo Soy El Diego’ (Saya Diego). Di tahun yang sama, ia terpilih menjadi ‘pemain abad ini’ lewat sebuah polling yang dilakukan FIFA. Namun FIFA di saat bersamaan FIFA juga meminta para ‘ahli sepakbola’ untuk memilih pemain abad ini. Mereka memilih Pele. Hal lucu kemudian terjadi. Badan sepakbola tertinggi itu memberikan dua trofi pemain abad ini ke dua orang yang berbeda. Sesuatu yang sulit diterima Maradona, dan juga banyak orang, hingga saat ini.


Tahukah Anda?
Soal gol tangan Tuhan, Maradona mengatakan, “Tuhan yang membuat saya bermain bagus.”

Persis sehari sebelum ulang tahunnya yang ke-48, Diego Maradona mendapatkan kado terindah: menjadi pelatih timnas Argentina!

Spanyol, 1982. Penonton seluruh dunia mengangguk-anggukkan kepalanya begitu seorang pemain muda yang belum genap 22 tahun diusir wasit dari pertandingan panas perempat final Piala Dunia antara Argentina melawan Brasil. Mereka barulah memaklumkan keputusan pelatih Cesar Luis Menotti yang mencoret nama pemain muda itu dari skuad Piala Dunia yang digelar di tanah sendiri empat tahun sebelumnya. Kartu merah diberikan karena pemain muda Argentina itu menerjang perut pemain Brasil dalam perebutan bola.

Namanya Diego Maradona (foto). Dunia takkan melupakan nama itu sebagai legenda sepakola yang penuh bakat, sekaligus kontroversial.

Silau dengan keterampilannya, usai Piala Dunia itu Barcelona menggaet Maradona dengan nilai transfer £5 juta. Rekor dunia saat itu. Sayangnya, pemain yang memulai debut bersama Argentinos Juniors saat berusia 15 tahun itu gagal membayar lunas melalui penampilan di atas lapangan. Cedera, provokator perkelahian massal dengan Athletic Bilbao, dan perkenalannya dengan kokain membuat Maradona kehilangan kepercayaan di Nou Camp.

Pada 1984, di antara sekian banyak pemain pilihan lain, Napoli membelinya. Harganya naik menjadi £6,9 juta. Lagi-lagi rekor dunia. Namun, kali ini Maradona mampu membayarnya dengan tuntas. Selama tujuh musim di Napoli, Maradona menjelma pahlawan. Dua gelar Serie A Italia, satu trofi Piala UEFA, dan satu Copa Italia adalah persembahan Maradona untuk Napoli.

Meksiko, 1986. Glenn Hoddle, Peter Reid, Kenny Sansom, Terry Butcher, Terry Fenwick, dan Peter Shilton. Jika Anda ingin menulis buku tentang legenda Maradona, enam pemain Inggris itu harus menjadi referensi utama. Hanya lima menit setelah mencetak gol kontroversial lewat tangannya, "la mano de Dios" [tangan Tuhan], Maradona meraih status legenda dalam partai perempat final Piala Dunia melawan Inggris itu. Enam pemain itu adalah mereka yang dilewati berturut-turut oleh 11 sentuhan Maradona. Gol impian seluruh pemain sepakbola.

Berkat penampilan gemilang di Meksiko kala itu, banyak yang menyebut Piala Dunia 1986 diraih seorang Diego Maradona, bukan Argentina. Pintu era keemasan pun terbuka lebar untuk anak keluarga miskin kelahiran Lanus itu.

Italia, 1990. Italia menyesal setengah mati menggelar partai semifinal Piala Dunia di stadion San Paolo, Napoli. Bukannya didukung, sebagian besar penonton tuan rumah malah mengelu-elukan nama Maradona, pahlawan mereka. Italia kalah adu penalti dan gagal mewujudkan impian juara dunia di kandang sendiri. Di Roma beberapa hari kemudian, setelah 90 menit pertandingan final usai, Maradona berjongkok dan menangis tersedu-sedu. Argentina ditaklukkan gol penalti Andreas Brehme. Gelar terbang ke tangan lawan yang mereka kalahkan empat tahun sebelumnya, Jerman (Barat). Sejak itu pula, Dewi Kemenangan memalingkan mukanya dari hadapan Maradona.

Pada 1991, otoritas sepakbola Italia menjatuhkan hukuman larangan 15 bulan bertanding bagi Maradona karena terbukti menggunakan kokain. Pamornya menukik. Maradona sempat singgah semusim di Sevilla musim 1992-93, sebelum pulang kandang bersama Newell's Old Boys pada 1993, dan Boca Juniors pada rentang 1995-97.

Maradona sempat dipanggil kembali ke skuad Argentina untuk Piala Dunia 1994. Saat mencetak gol ke gawang Yunani pada pertandingan pertama grup, sepintas kejayaan masa lalu akan terulang kembali. Beberapa hari setelahnya, sang kapten gagal lolos tes doping karena mengkonsumsi ephedrine.

Pensiun pada hari ulang tahunnya yang ke-37, Maradona tidak lantas menghilang dari pemberitaan. Sayangnya, berita yang muncul tidak bernada positif -- seperti kasus penembakan terhadap wartawan, obesitas, atau masalah kecanduan yang membuatnya direhabilitasi hingga ke Kuba. Pulih usai menjalani operasi, Maradona mencoba karir baru di dunia pertelevisian dengan membawakan program bincang-bincang "La Noche del 10" ("The Night of the no.10").

Namun, sepakbola adalah cinta sejati Maradona. Seperti sudah dituntun oleh takdir, sehari sebelum ulang tahunnya yang ke-48, 30 Oktober ini, federasi sepakbola Argentina (AFA) resmi menunjuk Maradona sebagai pelatih tim Tango. Meski tidak berpengalaman menjadi arsitek tim, Maradona dipercaya membimbing Albiceleste menuju kejayaan di Piala Dunia Afrika Selatan, 20 bulan dari sekarang.

Kamis, 13 Mei 2010

Sepuluh Topskor Terbaik Dalam Sejarah Piala Dunia

Ini dia sepuluh topskor terbaik sepanjang sejarah Piala Dunia.

10. Teifilo Cubillas (Peru) - mencetak 10 gol (Piala Dunia 1970, 1978 dan 1982)
Cubillas masih tercata sebagai pemain terbaik Peru sepanjang masa. Ia berperan besar dalam membawa negaranya melaju sampai perempat-final 1970. Delapan tahun kemudian, ia mencetak sebuah gol indah di Piala Dunia Argentina.


9. Gary Lineker (Inggris) - 10 gol (1986, 1990)
Topskor di Piala Dunia 1986 dengan mencetak enam gol. Ia kemudian mencetak empat gol lagi di Piala Dunia 1990 saat Inggris menjadi juara keempat.

8. Gabriel Batistuta (Argentina) - 10 gol (1994, 1998, 2002)
Striker legendaris Argentina ini dikenal dengan tendangan kaki kanannya yang sangat keras. Ia membuat gol saat berada di puncak karir pada Piala Dunia 1994 dan 1998, dan juga sempat mencetak gol saat menjadi veteran di Piala Dunia 2002.

7. Helmut Rahn (Jerman Barat) - 10 gol (1954, 1958)
Pemain berjulukan 'The Cannon from Essen' ini dikenal berkat dua golnya di Piala Dunia 1954 ke gawang Hongaria dan membantu Jerman meraih juara dunia untuk pertama kalinya. Ia mencetak sepuluh gol hanya dalam sembilan pertandingan.

6. Jurgen Klinsmann (Jerman) - 11 gol (1990, 1994, 1998)
Striker haus gol yang mencetak gol di tiga Piala Dunia secaar berturut-turut dan menjalin kerjasama mengesankan dengan Rudi Voller di Piala Dunia 1990 dan 1994.

5. Sandor Kosics (Hongaria) - 11 gol (1954)
Kosics hanya sekali bermain di Piala Dunia. Ia merupakan pemain kunci dalam tim Hongaria yang tampil luar biasa di tahun 1954. Ia membuat gol di setiap pertandingan, kecuali di final saat timnya secara mengejutkan kalah dari Jerman.

4. Pele (Brasil) 12 gol (1958, 1962, 1966, 1970)
Pemain yang dijuluki 'The King' ini sudah mendunia di usia 17 tahun. Ia mencetak dua gol di final Piala Dunia 1958 dan membawa Brasil mengalahkan Swedia. Ia menutup karirnya di Piala Dunia 1970 dengan membuat satu gol di pertandingan final saat timnya mengalahkan Italia 4-1.

3. Just Fontaine (Prancis) - 13 gol (1958)
Seperti halnya Kosics, Fontaine hanya tampil di satu Piala Dunia. Namun sampai saat ini ia adalah topskor dengan gol terbanyak dalam sebuah turnamen, dengan mencetak 13 gol saat membawa Prancis menjadi juara ketiga di Piala Dunia 1958.

2. Gerd Muller (Jerman Barat) - 14 gol (1970, 1974)
Disebut-sebut sebagai striker kotak penalti terbaik sepanjang masa. Muller mencetak sepuluh gol saat Jerman Barat menjadu juara ketiga di Piala Dunia 1970. Ia kemudian membuat empat gol pada 1974, termasuk gol penentu kemenangan negaranya atas Belanda di pertandingan final.



1. Ronaldo (Brasil) - 15 gol (1994, 1998, 2002, 2006)
Pemain legendaris ini dikenang berkat penampilan gemilangnya di Piala Dunia 2002. Selain membawa Brasil menjadi juara, Ronaldo juga menjadi topskor dengan mencetak delapan gol, termasuk dua gol di pertandingan final ke gawang Jerman.